BELOPA, iNewsPalopo.id - Sekaitan denda keterlambatan proyek Puskesmas Kamanre, rekanan angkat suara. Kepada iNewsPalopo.id, CV F, perusahaan pemegang kontrak berbicara panjang lebar.
Basri, selaku pihak CV F, mengakui adanya denda keterlambatan atas pekerjaan proyek Puskesmas Kamanre. "Benar ada denda keterlambatan. Kami sudah melakukan pembayaran beberapa kali, mudah mudahan bulan ini kami kembali melakukan pembayaran," ujarnya.
Basri mengakui, pihaknya hanya mampu mencicil denda tersebut. "Ini mau saya bayar lagi, tapi tidak menutup kemungkinan kalau ada rezeki banyak kita langsur bayar, ini tidak disengaja. Kalau ada pembayaran, langsung saya WA kan Pak Adi buktinya," ujar Basri.
Disinggung mengenai kendala pekerjaan tersebut sehingga terjadi keterlambatan, Basri menyebutkan ada beberapa hal,.
Pertama adanya pembongkaran tiga bangunan lama Puskesmas Kamanre sehingga membutuhkan waktu dan biaya lebih sebelum memulai pembangunan proyek Puskesmas Kamanre yang ada sekarang.
"Ini kan dulu di dalam itu ada bangunan besar, tiga bangunan lama saya bongkar, itu tidak ada anggarannya, saya biayai sendiri, tidak masuk dalam pekerjaan, tidak ada dalam RAB, saya tidak tahu bagaimana perencanaanya," sebutnya.
"Kalau tidak dibongkar tidak selesai. Barang yang dibongkar lumayan keluar biaya karena membayar upah buruh Rp50 juta hingga 60 juta. Selain itu, bangunan yang saya bongkar tetap saya bayar karena tercatat sebagai aset Pemda," lanjutnya.
Faktor kedua menurut Basri, waktu atau lama pekerjaan hanya empat bulan sesuai kontrak. Dijelaskan, bangunan dengan luas kurang lebih 1.000 meter persegi biasanya membutuhkan waktu enam hingga tujuh bulan untuk penyelesaian.
"Kontrak memang agustus sampai desember, memang terlalu berani saya kerja, tapi apapun yang terjadi saya selesaikan. Hampir tidak ada untung, apa lagi ini bayar denda, saya juga barusan dapat seperti itu, tapi memang aturannya demikian di Luwu, jadi saya penuhi saja," katanya.
"Sebenarnya proyek ini judulnya rehab, tapi saya kerja bangunan baru, karena tidak ada mi itu bangunan lama, abis mi diratakan tiga gedung besar, tidak ada yang dipakai gedung lama, sekarang baru, judulnya ji rehab. Bangunan Puskesmas Kamanre ini, merupakan puskesmas percontohan pertama di Sulsel," tambahnya.
Rekanan menyebutkan, Puskesmas Kamanre menelan anggaran sekira Rp5 miliar. "Sebenarnya, banyak kelebihan pekerjaanku, Alhamdulillah, pekerjaan ini selesai, soal denda, saya berusaha selesaikan," kuncinya.
Editor : Chaeruddin
Artikel Terkait