BUA, iNewsPalopo.id - Dampak Perang Rusia dan Ukraina ternyata cukup luas terhadap aktivitas ekspor impor produk Indonesia ke luar negeri.
Ekspor kayu lapis jenis tripleks oleh PT Sumber Graha Sejahtera (Sampoerna Group) yang merupakan market pasarnya mayoritas ke negara Amerika mulai terganggu.
Akibatnya, 2.700 karyawan PT SGS yakni karyawan tetap dan tenaga kerja borongan atau tenaga outsourcing harus dirumahkan untuk sementara waktu.
Humas PT SGS Ikhsan Arifin, menyebutkan market penjualan mereka selama ini 78 persen ke negara Amerika. Namun saat ini terganggu akibat adanya perang antara Rusia dan Ukraina.
"Market PT SGS 78 persen ke amareika dan ini yang bermasalah akibat perang Rusia dan Ukraina. Sejak perang ini berlangsung bukan kali ini saja karyawan diliburkan," sebutnya.
Ikhsan Arifin hawatir, jika perang dua negara tersebut terus berlanjut akan berakibat buruk terhadap perusahaan mereka. Sementara market pasar dalam negeri kurang sesuai harga yang mereka berikan dengan kualitas produk PT SGS saat ini jauh diatas produksi lainnya.
Selain karena perang Rusia dan Ukraina keterbatasan bahan baku dengan harga yang tinggi juga mempengaruhi produksi mereka saat ini.
"Ini lah beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan sejumlah kebijakan meliburkan karyawan organik dan tenaga kerja borongan," ujarnya.
"Untuk karyawan organik atau karyawan tetap kami liburkan selama 4 hari, tanggal 9 agustus kapal mulai masuk, jadi karyawan sudah kembali bekerja," lanjutnya.
Sementara 700 tenaga borongan atau tenaga outsourcing yang telah diliburkan atau dirumahkan lebih awal belum bisa dipastikan kapan mereka kembali bekerja.
"Belum ada kepastian untuk tenaga borongan, kami berharap mudah mudahan secepatnya setelah karyawan organik kembali bekerja," kata Ikhsan Arifin.
Disinggung soal upah karyawan selama masa dirumahkan, Ikhsan Arifin, memastikan mereka tetap mendapat 50 persen dari gaji pokok.
"Jadi selama masa libur mereka tetap dapat upah 50 persen dari upah pokok setiap hari. Untuk tenaga kerja borongan, yang bayarkan adalah vendor, tergantung bunyi perjanjian kerja mereka dengan vendor. Tenaga kerja borongan ini tidak terikat perjanjian kerja dengan PT SGS," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, PT SGS merumahkan 700 tenaga kerja outsourcing hingga batas waktu yang belum ditentukan. Ternyata bukan hanya mereka, karyawan organik yang berjumlah sekita 2.000 an juga ikut dirumahkan hingga tanggal 9 Agustus mendatang.
Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Luwu berharap, baik kepada PT SGS maupun vendor agar tetap memberikan hak hak buruh atau tenaga kerja baik yang berstatus karyawan tetap atau outsourcing.
Jumardi salah seorang vendor menyebutkan pihak nya siap membayarkan upah tenaga kerja outsourcing jika memang ketentuan dan UU yang mewajibkan hal tersebut.
"Kita lihat dulu bunyi perjanjian kerjanya, jika demikian kewajiban kami pasti kami laksanakan," katanya. Terkait jumlah karyawan dan tenaga outsourcing yang bekerja di PT SGS, Jumardi memperkirakan mencapai 2.700 orang.
Editor : Chaeruddin