PALOPO, iNewsPalopo.id - Sejumlah aksi pengrusakan kampus dan asrama mahasiswa terjadi di Kota Palopo. Diduga, kejadian ini merupakan bentuk kekecewaan sekolompok warga terhadap peristiwa demo berdarah di Kantor Kejaksaan Negeri Palopo, kamis lalu.
Pengrusakan kampus dan asrama mahasiswa ini menjadi perhatian serius pelbagai kalangan aktivis, tokoh pemuda dan tokoh mayarakat Tana Luwu.
Untuk segera mendamaikan suasana Polres Palopo bersama TNI dan Pemerintah Kota Palopo diminta bergerak cepat melalukan upaya-upaya pencegahan anarkisme agar peristiwa tersebut tidak berlarut dan makin melebar.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pemuda Luwu Raya, PP IPLR Indonesia Nurhan Tabau, mengatakan terjadinya pengrusakan kampus dan asrama mahasiswa merupakan cerminan ketidak sigapan aparat kepolisian utamanya Intel Polres Palopo.
"Mestinya kejadian seperti ini bisa diprediksi kemudian dilakukan pengamanan oleh aparat kepolisian bersama TNI. Di lain sisi, Pemkot Palopo harus turun tangan mereda situasi, mendatangi keluarga korban agar menahan diri dan meyakinkan profesionalisme aparat kepolisian dalam penanganan kasus tersebut" ujarnya.
"Olehnya itu, pasca serentetan kejadian saat ini, kami mendesak Polres Palopo bersama TNI dan Pemerintah Kota Palopo bergerak cepat mendamaikan situasi. Proses hukum menjadi kewajiban aparat penegak hukum, namun situasi, ketegangan harus disudahi agar tidak menimbulkan kerugian atau korban berikutnya," tegas pria kelahiran Larompong ini.
Diberikan sebelumnya Satpam Kejaksaan Negri Palopo Abdul Azis, meninggal dunia setelah dihimpit pagar Kejaksaan Negeri Palopo yang rebah saat aksi demo saat itu.
Polres Palopo menahan 9 orang peserta aksi demo dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Untuk pengembangan penyidikan, Polres Palopo juga telah memeriksa CCTV dan memeriksa kelayakan pagar Kejaksaan Negeri Palopo.
Diduga buntut peristiwa kematian Abdul Azis, sekelompok warga melakukan aksi pengrusakan kampus Universitas Andi Djemma dan asrama mahasiswa di Jalan Sungai Rongkong.
Aparat kepolisian yang berada di lokasi sudah berupaya menghalau namun massa tetap nekat melakukan pengrusakan dan pelemparan batu.
Editor : Chaeruddin