get app
inews
Aa Read Next : Nasib Sial Pelaku Pencurian di Luwu Utara, Terekam CCTV saat Maling HP di SMAN 8 Masamba

2.690 Petani Kakao Milenial Luwu Utara Ikut Pelatihan

Kamis, 30 Juni 2022 | 15:47 WIB
header img
Dialog antara petani milenila di Luwu Utara dengan para pemangku kepentingan program pendampingan petani Kakao Provinsi Sulawesi Selatan. Foto, iNewsPalopo/Bayu Segara.

MASAMBA, iNewsPalopo.id--Sebanyak 2.690 petani kakao milenial di Luwu Utara, mengikuti pelatihan pemangkasan dan pemupukan kakao, di Aula Kantor Bappelitbangda Luwu Utara, kamis, (30/6/2022). Dua pelatihan ini semuanya bertujuan untuk peningkatan produkvitas kakao, yaitu pangkas yang baik dan pupuk yang tepat.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerjasama dengan International Finance Coorporation (IFC) bersama mitra dari Olam Food Ingredients (OFI) dan Crowde, sebagai pelaksana pada kegiatan tersebut.

Selain pelatihan, juga berlangsung dialog antara peserta dengan para pemangku kepentingan program pendampingan petani kakao Provinsi Sulawesi Selatan, dan di Luwu Utara, yakni, Kadis Pertanian Rusydi Rasyid, Kadis Kominfo SP Arief R. Palallo, serta Kepala Disporapar Jumail Mappile dan Sekretaris Bappelitbangda Syawal Sammang, yang juga membuka kegiatan tersebut.

Untuk diketahui, lokus dari program ini hanya ada di tiga wilayah Indonesia, yaitu, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, dan dua wilayah daerah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara.

Target dari program ini adalah 6.000 petani kakao, khusus petani binaan OFI atau Olam, dengan sasaran 30 persen kaum perempuan dan kaum muda. Kabupaten Luwu Utara mendapat jatah terbesar, yaitu 2.690 petani kakao, Kabupaten Luwu Timur 1.510, dan Kabupetan Pesawaran 1.800 petani.

Koordinator Program Pendampingan Petani Kakao wilayah Luwu Utara dari LPPM-IPB University, Dr. Titik Sumarti, menyebutkan, ribuan petani kakao potensial ini nantinya akan diarahkan pada tiga hal mendasar, yaitu bagaimana petani dapat mengetahui praktik-praktik pertanian, menguasai teknologi digital, dan memahami literasi finance atau literasi keuangan.

"Arah dari program ini adalah strategi pemberdayaan terhadap komunitas petani kakao dari kalangan perempuan dan pemuda. Kita tahu, dalam komunitas petani kakao, tidak hanya petani kakao sendiri, tetapi ada keluarga, termasuk kaum perempuan dan anak-anak muda," jelas Titik.

Kaum perempuan ini diberi kesempatan ikut dalam kelembagaan kelompok petani, dan juga dapat ikut bermusyawarah dalam menentukan keputusan kelompok. Sementara kaum pemuda, ada tiga hal yang harus dimiliki untuk menjadi petani potensial, pertama kompetensi dan confidence, dimana mereka harus diberikan motivasi agar bangga menjadi petani kakao.

Kedua integritas, dimana mereka harus diberi pemahaman, mereka adalah bagian dari komunitas petani kakao. Ketiga aksesibilitas, dimana mereka akan diberi kemudahan mengakses berbagai platform digitalisasi. "Yang ditawarkan kepada kami sebagai mitra, bagaimana merekrut petani potensial melalui sebuah aplikasi seluler, yaitu e-Cocoa Aplication. Di mana mitra kami lainnya, yaitu IFC dan OFI, sudah memiliki aplikasinya," ungkapnya.

Dosen Dept Sains Komunikasi Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB University ini mengatakan aplikasi tersebut dapat digunakan petani untuk mengakses berbagai pelatihan via handphone. "Kami punya staf lokal dan fasilitator desa yang semuanya adalah anak-anak muda lokal, yang punya komitmen mendampingi petani. Jadi, mereka akan membantu petani supaya mereka dapat mengakses aplikasi tersebut dengan baik," terangnya.

Sekadar diketahui program ini menggunakan pendekatan holistik yang membahas akses ke layanan penyuluhan via aplikasi e-Cocoa, pembentukan fasilitator petani laki-laki dan perempuan, modul pelatihan literasi keuangan dan produk pinjaman melalui Fintech.

IFC menugaskan LPPM IPB University melakukan implementasi pemberdayaan perempuan dan pemuda dalam praktik pertanian, teknologi digital, dan literasi keuangan. Petani kakao ini nantinya tersebar di semua kecamatan di Luwu Utara, minus Rongkong, Seko, Rampi dan Bonebone, mengimplementasikan pengetahun yang mereka terima dan menjadi contoh bagi petani lainnya di wilayah masing-masing.

Editor : Chaeruddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut