Dijelaskan orang nomor satu di Luwu ini, program pemerintah untuk mengurangi penderita gizi buruk tidak hanya harus melalui sistem top down tetapi diupayakan punya dengan sistem bottom up.
"Disinilah dibutuhkan peran kepala desa, ketua TP PKK desa, berkolaborasi dengan para penyuluh, tim pendamping keluarga, kader KB dan bidan desa untuk hadir memberikan semangat kepada masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah, tanam sayuran yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan ini harus dimulai dari kepala desa terlebih dahulu," tuturnya.
"Jika hal ini bisa diimplementasikan, maka bukan tidak mungkin, stunting dapat diatasi, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pun juga dapat ditingkatkan," lanjutnya.
Senada dengan Bupati Luwu, Ketua TP PKK Kabupaten Luwu, Hj Hayarna Hakim, menyatakan siap mendukung program Kampung Keluarga Berkualitas serta dapur sehat.
"In Shaa Allah, kami dari pengurus TP PKK Kabupaten Luwu beserta jajaran sampai ke tingkat desa akan mendukung penuh program ini," tuturnya.
Mantan Ketua DPRD Luwu ini, optimis, dalam mendukung program kampung keluarga berkualitas dan dapur sehat dapat berjalan dengan baik. Karena selama ini, TP PKK Kabupaten Luwu terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan lintas sektor sebagai upaya menurunkan jumlah stunting di Kabupaten Luwu melalui 10 program Pokok PKK dengan segala potensi dilakukan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Yoseph Upa, menjelaskan pencanangan kampung Keluarga Berkualitas dan Dapur Sehat ini merupakan program BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu dalam mengatasi stunting di Sulawesi Selatan terkhusus di Kabupaten Luwu.
"Kampung KB didefinisikan sebagai suatu wilayah setingkat desa dimana didalamnya ada struktur. Terdapat integrasi dan konvergensi penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat," jelas Yosep Upa.
Editor : Chaeruddin